Rabu, 24 Juli 2013

Terungkap, Dinosaurus Pertama di Muka Bumi

Nyasasaurus parringtoni itu hidup sekitar 245 juta tahun lalu.

              
<i>Nyasasaurus parringtoni</i>, dinosaurus tertua
Nyasasaurus parringtoni, dinosaurus tertua (REUTERS/©Natural History Museum, London/Mark Witton/Handout)
BERITA TERKAIT

Peneliti AS Temukan Fosil Baru Dinosaurus di China

  • Ratusan Fosil Telur Dinosaurus Ditemukan di Spanyol
  • Bagaimana Dinosaurus Berpunggung Duri Bercinta?
  • Ilegal, Fosil Dinosaurus Seharga Rp4 Miliar Disita
  • Santapan Terakhir Ditemukan di Perut Dinosaurus    Para peneliti telah menemukan dinosaurus yang diduga sebagai dinosaurus yang paling awal hidup di bumi. Fosil dinosaurus itu sudah beberapa tahun ada di London Natural History Museum.

    Sebuah fosil spesimen misterius yang dikoleksi oleh London Natural History Museum selama puluhan tahun akhirnya telah berhasil diidentifikasi mendalam. Kemungkinan besar dinosaurus itu hidup sekitar 245 juta tahun lalu, atau 10 sampai 15 juta tahun lebih awal dari dinosaurus yang selama ini diduga sebagai yang pertama hidup di bumi.

    Dinosaurus yang ditemukan oleh Cambridge University Rex Parrington pada 1930-an ini berukuran sebesar anjing Labrador. Spesies itu diberi nama Nyasasaurus parringtoni, yang ditemukan di Danau Nyasa, sebelah selatan Afrika, yang saat itu masih bernama Danau Malawi.

    Menurut Paul Barrett dari London Natural History Museum, yang ikut meneliti fosil tersebut, penemuan ini telah membuat mata peneliti kembali segar. Sebab sebelumnya, banyak yang menganggap fosil yang ditemukan bukanlah fosil dinosaurus, melainkan hewan mitos.

    "Fosil binatang yang berada di London ini telah dipelajari oleh para peneliti sejak 1950-an. Tapi, tidak pernah ditemui sebuah kesimpulan untuk diterbitkan. Dinosaurus itu selalu menjadi misteri, bahkan ada anggapan itu adalah binatang mitos," kata Paul Barrett, dilansir dari Reuters.
Namun, setelah membandingkan dengan sampel temuan fosil sama yang ada di Iziko South African Museum di Cape Town, para peneliti berkeyakinan bahwa binatang ini adalah dinosaurus.

Dari fosil itu ditemukan jaringan tulang pada bagian lengan atas menunjukkan adanya pertumbuhan yang cepat. Ini biasa ditemukan pada dinosaurus. Selain itu, ditemukan juga fitur yang dikenal sebagai deltopectoral crest yang ada pada bagian otot lengan atas, dan ini hanya dimiliki oleh dinosaurus.

"Meskipun kami menganalisis Nyasasaurus parringtoni hanya dari fragmen fosil, anatomi tulang lengan atas dan pinggul, serta bagian otot yang sama dengan ciri-ciri dimiliki dinosaurus, kami yakin bahwa saat ini sedang berhadapan dengan binatang yang dekat dengan awal keberadaan dinosaurus," kata Paul Barrett.

Para peneliti percaya bahwa Nyasasaurus parringtoni ini bisa berdiri tegak, dari ujung kepala sampai ekor. Dinosaurus ini juga memiliki panjang 2 sampai 3 meter, dan memiliki berat 20 sampai 60 kg.

Sementara itu, menurut Sterling Nesbitt, dari University of Washington di kota Seattle, yang memimpin penelitian, dulu benua di dunia tergabung dalam suatu daratan luas yang disebut Pangea. Adapun di wilayah Tanzania, tempat fosil Nyasasaurus parringtoni ditemukan, merupakan bagian Pangea Selatan yang mencakup daerah Afrika, Amerika Selatan, Antartika, dan Australia.

"Banyak ilmuwan yang berpendapat bahwa pada periode Triassic tengah, seharusnya ada dinosaurus yang sudah hidup di bumi sekitar 237 tahun lalu. Namun, tidak pernah ditemukan bukti yang menunjukkan keberadaan dinosaurus pada zaman tersebut," kata Sterling Nesbitt.

Ia menambahkan, jika Nyasasaurus parringtoni bukan dinosaurus yang hidup pertama kali di bumi, setidaknya dia merupakan dinosaurus yang saat ini diidentifikasi sebagai yang pertama hidup di bumi.

"Dinosaurus tak langsung mencapai masa kejayaannya. Makhluk itu berevolusi secara bertahap hingga mencapai puncaknya. Para peneliti masih terus melakukan penelitian di Tanzania untuk menemukan lebih banyak fosil yang menunjukkan gambaran awal dari bentuk anatomi hewan itu," ujarnya.

Hasil dari penelitian itu telah dipublikasikan dalam jurnal "Biology Letters". (art)

0 komentar:

Posting Komentar

Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!